Contoh Laporan Ilmiah
“EFEK ROKOK BAGI KESEHATAN di
KALANGAN PELAJAR”
Nama :
Julian Adhi Wicaksono
NPM : 34413718
Kelas :
1ID05
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa
manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan
bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi tetapi dilain pihak orang-orang
dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Terutama remaja masa kini,
masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat
pola perilaku, dan juga panuh dengan masala-masala ( Hurlock 1998 ).
Oleh karenanya, remaja sangat rentah sekali mengalami psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan
social.
Sebenarnya seorang pelajar
belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau kalangan yang lainnya.
Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya, sekolahnya dan
lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi
mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan
esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di
sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah
atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan.
Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk
pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan
bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para
perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang
yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian
penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih
tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari
menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun
pasif.
Kami menyadari bahwa informasi
tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk di ketahui oleh
masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang mendorong kami untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tentang Bahaya Merokok. kami berharap, dengan
mengetahui informasi ini para pelajar dapat mengurungkan niatnya untuk
mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa
dampak merokok bagi kesehatan remaja ?
2. Apa
faktor penyebab perilaku merokok di kalangan remaja ?
3. Apa
ciri-ciri fisik yang menunjukkan seorang remaja merokok ?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk
mengetahui dampak merokok bagi kesehatan remaja.
2. Untuk
mengetahui factor penyebab seorang remaja merokok.
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri fisik remaja yang merokok.
1.4.MANFAAT PENELITIAN
- Sebagai
wacana bagi pelajar agar mereka lebih mengetahui dampak dan bahaya merokok bagi
kesehatan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA ( LANDASAN TEORI)
2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari
kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok
yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam
bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan
mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan
tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru
atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang
sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk
pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual
seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap
rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai
muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang
merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan
semata-mata.
Abad 17 para pedagang Spanyol masuk
ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Rokok
adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
2.2. Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam
asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia
beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen)
dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida,
amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin,
4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di
dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok
Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok
membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta
kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak
terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan
karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki
benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat
pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang
merupakan penyebab langsung mutasi gen.
Hal ini berbanding terbalik dengan
sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda
dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur
secara kuantitatif. Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok,
perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk
dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para
ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di
atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena
merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan
penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ (dari berbagai
sumber). Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru,
impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat
menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya
diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya
sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain
berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di
luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan : Gelisah, tangan gemetar (tremor) Cita rasa / selera makan berkurang. Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan : Gelisah, tangan gemetar (tremor) Cita rasa / selera makan berkurang. Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor Penyebab Merokok
Merokok
di kalangan pelajar sepertinya sudah menjadi sebuah hal biasa. Karena terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan siswa terpelajar membiasakan kebiasan
buruk ini, faktor-faktor ini diantaranya adalah:
1. Depresi
2. Iseng,ingin
coba-coba
3. Tidak
ingin diejek teman
4. Merasa
ingin maco
5. Pengaruh
lingkungan
6. Kurangnya
didikan atau pengawasan dari orang tua
2.4. Upaya Mengatasi Kebiasaan Merokok
Kebiasaan
merokok dapat diatasi dengan memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada para
pecandu rokok tentang dampak buruk merokok bagi kesehatan yang dirasakan
sekarang atau yang akan datang. Sebenarnya dibutuhkan sebuah kesadaran dari
masing-masing orang yang merokok bahawa merokok adalah sebuah hal yang sangat
merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1. Penyebaran Angket
Karena metode yang digunakan
adalah angket maka tidak ada batasan waktu dan tempat. Prosedur yang digunakan
yaitu siswa wajib mengisi kuesioner dengan jawaban pertanyaan tertutup, sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya.
3.2.Kajian Pustaka di Lakukan
Menggunakan Internet
Beberapa sumber informasi tentang bahaya dari merokok kita
dapatkan dari beberapa Blogger.
3.3.Observasi (Hasil
Pengamatan )
Waktu yang digunakan untuk
pengamatan yaitu pada saat jam-jam pulang sekolah. Bertempat disebuah warung
dekat sekolah. Karena menggunakan metode pengamatan jadi tidak ada prosedur
khusus yang harus dipatuhi dalam melakukan pengamatan.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Berdasarkan Hasil Pengamatan (Observasi)
Adapun hubungan kesehatan siswa dengan kebiasaan merokok
yang selama ini menjadi sebuah ritual yang harus dilaksanakan. Berdasarkan
hasil observasi penulis ditemukan bahwa beberapa siswa memiliki berbagai macam
sebab mereka menanamkan kebiasaan buruk ini yaitu merokok. Penulis mengamati
bahwa sebagian besar siswa merokok dikarenakan mereka terlalu diberi kebebasan
dalam bergaul oleh orang tuannya, orang tua mereka tidak begitu faham dengan
bahaya merokok bagi kesehatan, si anak tidak peduli dengan efek yang akan
terjadi di masa mendatang dengan kebiasaan buruk ini, yang dia tau hanya
mengikuti gaya hidup saat
ini.
Dampak
buruk merokok bagi kesehatan bisa dilihat dari ciri-ciri fisiknya. Diantaranya
adalah :
v Bibir
dan gusi menjadi hitam
v Kulit
jadi hitam
v Mata
merah
v Kuku
membiru
v Pipi
perokok terlihat kempok
v Mudah
terserang penyakit batuk
v Nafas
bau
v Perokok
terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
Jadi beradasarkan pengamatan diatas
kebiasaan merokok dapat timbul dari adanya salah dalam peragulan, dan kurangnya
perhatian dari orang tua.
4.2. Berdasarkan Hasil Penyebaran Angket
Adapun hubungan antara rokok dengan kesehatan siswa
berdasarkan hasil penyebaran angket penulis menemukan ada 4 dari 6 orang siswa
mengaku bahwa dirinya seorang pecandu rokok dan mereka mengaku sering mengalami
gangguan-gangguan kesehatan akibat dari rokok tersebut. Dan 2 diantaranya tidak
merokok. Karena mereka sudah mengetahui dampak buruk rokok bagi kesehatan.
a) Tabel 1 ( Pertanyaan 1 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
a. Ya
|
4
|
66,7
%
|
b. Tidak
|
2
|
33,3 %
|
Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa
66,7 % atau 4 dari 6 orang siswa menyatakan bahwa mereka menjadi
pecandu rokok dan 2 lainya atau 33,3 % memilih untuk tidak merokok. Dari
pengakuan tersebut sangat menyayangkan bahwa kebiasaan buruk ini telah
merajalela khususnya di kalangan pelajar.
b) Tabel 2 ( Pertanyaan 2
)
Jika
jawaban “Ya”
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
2
|
33,3
%
|
B
|
1
|
16,67
%
|
C
|
0
|
0
%
|
D
|
1
|
16,67 %
|
E
|
0
|
0
%
|
Jika
jawaban “Tidak”
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
0
|
0
%
|
B
|
0
|
0
%
|
C
|
1
|
16,67
%
|
D
|
1
|
16,67
%
|
Pembahasan :
Dari
tabel diatas diketahui bahwa para siswa memilih beberapa alasan yang sesuai
mengapa mereka memilih tidak merokok atau justru alasan-alasan yang membuat
mereka terjerumus pada perilaku tidak baik ini. Diantaranya dari 6 orang siswa,
2 orang siswa atau 33,3 % menjawab mereka merokok karena “ikut-ikutan
teman”. Pernyataan ini sangat menunjukkan bahwa pergaulan teman sangat
berpengaruh terhadap pola hidup yang buruk. Khususnya pola hidup merokok yang
sangat tidak baik untuk kesehatan. Pergaulan yang salah tidak akan membuat
tubuh kita semakin sehat justru akan membuat tubuh kita tempat bersarangnya
penyakit. Dan alasan lain mengapa mereka meroko adalah, 1 orang menjawab “agar
terlihat maco”. Dilandasi karena sifat gengsi antara sesama teman yang mana
sifat ini tidak memperdulikan lagi kesehatan dan dampak buruk dari merokok yang
sangat buruk bagi kesehatan. 1 siswa lain menjawab“iseng“ berawal
dari iseng atau ingin coba-coba akhirnya menjadi kebiasaan yang harus dilakukan
tiap saat atau tiap hari.
Dari hasil angket yang telah
diberikan sangat sedikit siswa yang dapat mengetahui bahaya merokok untuk
sekarang dan yang akan datang bagi kesehatan tubuh. 2 orang siswa menjawab dia
sudah menegerti efek rokok bagi kesehatan. Ini berarti sudah terdapat kesadaran
dari masyarakat khususnya pelajar tanpa perlu di himbau lagi tentang efek buruk
yang akan dirasakan jika mengonsumsi bahan bernikotin ini. Ini menandakan bahwa
pengetahuan mereka sudah cukup mumpuni untuk menjaga kesehatan tubuh mereka
dari bahaya penyakit yang selalu mengincar.
c).
Tabel 3 ( Pertanyaan 3 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
1
|
16.67
%
|
B
|
1
|
16,67
%
|
C
|
2
|
33,3
%
|
Pembahasan :
Dari tabel diatas diketahui bahwa
siswa mulai merokok 33,3% di masa SMA dan 16,67 % di masa SD dan 16,67 % di
masa SMP. Memang benar pergaulan di masa SMA adalah pergaulan yang sangat rawan
terhadap masuknya perbuatan-perbuatan yang berakibat negatif salah satunya
adalah merokok . Namun, tidak ada lasan seorang orang tua tidak memperhatikan
anak-anaknya di masa SD atau SMP karena terbukti dari pengakuan mereka yang
mulai merokok di usia SD dan SMP, yang tentunya sangat tidak baik untuk
kesehatan. Karena semakin muda usia seorang perokok maka tingkat resiko
kerusakan terhadap paru-parunya juga semakin besar. Karena, di usia yang muda
paru-paru manusia sedang mengalami pertumbuhan. Dan seharusnya hal ini
memerlukan nutrisi dan hal-hal yang mendukung pertumbuh kembangan itu, bukan
justru di serang oleh nikoti-nikoti yang berbahaya, yang semakin menggerogoti
oaru-paru.
d)
Tabel 4 ( Pertanyaan 4 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
1
|
16,67 %
|
B
|
2
|
33,3 %
|
C
|
1
|
16,67 %
|
D
|
0
|
0 %
|
Pembahasan :
Dari
tabel diatas diketahui bahwa efek yang dirasakan tiap pecandu rokok
berbeda-beda. Sebagai pecandu rokok belia mereka lebih cepat juga untuk
merasakan berbagai gejala-gejala yang seharusnya tidak perlu dirasakan di usia
yang masih belia ini. Kebanyakan dari mereka merasakan ganguan pada pernafasan.
Pecandu rokok mempunyai kemungkinan yang sangat besar kerusakan pada paru-paru.
Efek paling ringan mereka rasakan adalah nafas mereka tidak terlalu kuat jika
melakukan aktivitas yang berat. Seperti lari marathon,sepak bola dan lain-lain.
e)
Tabel 5 ( Pertanyaan 5 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
3
|
50 %
|
B
|
0
|
0
%
|
Pembahasan :
Dari tabel
diatas diketahui bahwa 50 % siswa yang menjadi pecandu rokok ingin menghentikan
kebiasaan ini. Karena mereka sebenarnya sudah mengerti dan merasakan efek buruk
dari merokok bagi kesehatan yang sudah mereka rasakan di usia yang masih dini.
Dari angket yang sudah di sebarkan diketahui 1 orang tidak mau menghentikan
kebiasaan ini. Hal ini mungkin kerena pengaruh pergaulan yang menjadikan sebuah
tuntutan untuk merokok, atau memang sudah sangat sulit untuk menghentikan
kebiasaan ini.
f)
Tabel 6 ( Pertanyaan 6 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
2
|
33,3 %
|
B
|
0
|
0 %
|
C
|
0
|
0
%
|
D
|
1
|
16,67
%
|
Pembahasan :
Dari
tabel diatas diketahui bahwa upaya para siswa untuk menghentikan kebiasaan
merokok ini sudah dilakukan dari hal yang terkecil seperti hanya menahan saat
ingin merokok sampai mereka mencoba mnegalihkan perhatian mereka terhadap rokok
dengan mengisi waktu luang yang biasaanya digunakan untuk merokok dengan
kegiatan-kegiatan yang positif. Sebenarnya cara-cara seperti itu tidak begitu
menjamin seorang pecandu rokok mau menghentikan kebiasaan nya itu. Kemungkinan
besar dengan melakukan terapi seorang pecandu rokok akan
menghentikan kebiasaannya itu.
g)
Tabel 7 ( Pertanyaan 7 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
1
|
16,67
%
|
B
|
0
|
0
%
|
C
|
0
|
0
%
|
Pembahasan :
Dari tabel
diatas diketahui bahwa 1dari 4 pecandu rokok menyatakan tidak mau berhenti
untuk merokok. Dia tidak pernah memikirkan efek buruk yang akan terjadi pada
dirinya atau tubuh nya sekarang atau yang akan datang bila ia melanjutkan
kebiasaan ini. Yang dia tau hanyalah“merasa tidak gaul” dikala
bersama teman-itemannya. Karena kemungkinan besar dia dibesarkan dan tumbuh di
lingkungan yang kebanyakan pecandu rokok.
Seharusnya sebagai seorang remaja
terpelajar dia lebih mengerti tentang dampak yang sangat akut yang
akan menyerang paru-parunya yang disebut dengan penyakit kanker. Dalam
asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna
sehingga menghasilkan CO (karbon monooksida), yang disamping asapnya sendiri,
tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau
tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas. . CO, Tar, dan Nikotin tersebut
berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan : Gelisah, tangan gemetar
(tremor) Cita rasa / selera makan berkurang. Ibu-ibu hamil yang suka
merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
h)
Tabel 8 ( Pertanyaan 8 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
3
|
50
%
|
B
|
0
|
0
%
|
C
|
0
|
0
%
|
Pembahasan :
Dari
angket yang telah di sebarkan di dapat data seperti tabel diatas
diketahui bahwa siswa yang menjadi pecandu rokok ketika dia mencoba berhenti
merokok tentunya mereka mencoba untuk tidak merokok. Itu artinya ada
sistem-sistem tubuh yang mulai berkontraksi karena tidak lagi
melakukan kebiasaan yang biasa dilakukan. Misalnya saat tidak lagi merokok 3
dari 4 pecandu rokok merasakan galau (Gelisah Antara Lnajut Atau Udahan),
artinya mereka merasa bimbang karena kebiasaan merokok yang biasa mereka lakukan
tidak lagi mereka lakukan dan menyebabkan beberapa sitem organ mulai
berkontraksi seperti lidah terasa asam saat tidak merokok, sering merasa pusing
karena tidak merokok.
i)
Tabel 9 ( Pertanyaan 9 )
Hasil
Penelitian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
A
|
2
|
33,33
%
|
B
|
1
|
16,67
%
|
C
|
0
|
0
%
|
Pembahasan :
Dari angket yang
telah di sebarkan di dapat data seperti tabel diatas, diketahui
bahwa siswa yang dirasakan oleh siswa yang sudah menjadi pecandu rokok ketika
sehari tidak merokok kebanyakan mereka menjawab tentunya meraka “merasa
ada hal yang berbeda” dari kegiatan nya sehari-hari. Yang
biasanya mereka mengisi waktu luang atau mengisi kebosanan denga meroko merokok
dan merokok ketika tidak merokok meraka seperti orang yang linglung. Hal ini
disebabkan kerena salah satu dampak dari merokok adalah menurunkan IQ atau daya
ingat. Yang tentunya juga berhubungan dengan kesegaran otak. Pemikiran dari
orang yang menjadi pecandu rokok dengan orang yang tidak merokokpun tentunya
berbeda. 1 orang menjawab ketika tidak merokok “mulutnya terasa asam” hal
ini dikarenakan lidah sipecandu rokok sudah akrab dengan bahan-bahan yang
terkandung didalam rokok. Sehingga ketika dia tidak merokok lidahnya merasa ada
suatu yang tidak biasanya. Kebiasaan ini apabila diteruskan akan
semakin membahayakan bagi kesehatan tubuh. Bukan hanya lidah saja yang mulai
terserang penyakit tapi juga paru-paru dan otak.
BAB
V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari berbagai penelitian yang telah
dilakukan, kita bisa menarik kesimpulan bahwa efek dari merokok adalah :
gangguan pernafasan, menurunya IQ, bibir hitam membiru, kerusakan paru-paru,
kanker dan lain sebagainya. Kebanyakan pelajar mulai membiasaka kebiasaan buruk
ini pada masa di SMA. Karena di masa ini jaringan pergaulan mereka yang semakin
luas. Penyebab mereka merokok karena beberapa yang hanya iseng hingga menjadi
kecanduan, kurangnya pengawasan orang tua, atau pun pengaruh lingkungan.
5.2. Saran
Setelah
melakukan beberapa penelitian dan kita telah mengetahui beberapa dampak buruk
merokok bagi kesehatan, diaharapkan setelah mengetahui informasi ini. Pelajar
yang masih merokok secepatnya menghentikan kebiasaan itu. Dan bagi yang tidak
merokok, diharapkan tidak memulai kebiasaan ini walaupundengan alasan hanya
coba-coba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar